Tuesday, January 17, 2012

Surat Cinta Untuk Jiwa


Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku

yang insyaAllah tetap
mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya,

kerana hanya
cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya,

cinta hakiki yang membuat
manusia melihat segalanya dari sudut pandangan yang berbeza, 
lebih bermakna dan indah.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang
kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya,

yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia,
 yang terkadang melakukan segalanya bukan keranaNya,
lalu di ruang hatinya

yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, 
entah di mana keikhlasannya.

Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan kerana perkara yang dilakukan tidak
sepenuhnya berlandaskan keikhlasan,

padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. 
Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku
yang mulai lelah menapaki jalanNya

ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk
menjalankan tugas yang sangat mulia.

Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh-ku dan ruh sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai terkikis oleh dunia yang menipu,

serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati,
 lalu di manakah kejujuran diletakkan?

Kadang-kadang kita berdoa untuk kuat tapi kenapa banyak dugaan,
kadang-kadang kita minta cerdik tapi masalah pula yang timbul,
kadang-kadang kita minta bahagia tapi hura-hara pula datang…

Dugaan menjadikan mental kita kuat,
masalah menjadikan kita berfikir,
huru-hara menjadikan kita tabah…

Hebat kan Allah…semua ada hikmah…
Kalaulah manusia tahu hadis ini:

“Telah berkata Jibril: Wahai Tuhan, kau sampaikanlah hajat hambamu, maka Allah menjawab: Biarkan hambaku itu, kerana aku mencintai suaranya(doanya) 
-Diriwayatkan oleh Anas bin Malik

Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih,
saat ibadah hanyalah sebagai rutin belaka, 
saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, 
saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan.

Cuba lihat disana!
 Hatimu menangis dan meranakah?

Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yang sombong,

yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. 
Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketakwaan.

Padahal kita menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati,
 namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai mati,

saat tiada getar ketika asma Allah disebut, 
saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu sahaja,
saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, 
dan tiada merasa berdosa ketika menzalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya
meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam.

Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling,
 memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNya “

Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati,
 tetapkan hati ini pada agamaMU,
pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu “

Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat,
berdiam diri tanpa ada sesuatu amalanpun yang dapat dikerjakan.

Kembalikan semangat itu sahabat- sahabat tercintaku.. …
 Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati “lelah”.

Wallahualam bisshawab


~KaLo SuKe..SiLaLaH CoMmEnT ^-^ ~

0 luahan:

CoPyRiGhT @ SeGaLa YaNg TeRcAtAt AdAlAh MiLiK AiN FaRaHaH